Laman

Mengenai Saya

Foto saya
BOJONEGORO, JAWA TIMUR, Indonesia
Bunda PAUD di pelosok desa di Gayam di tengah-tengah eksplorasi migas

Jumat, 02 Desember 2016

SURAT UNTUK TAMU KECILKU

Nak....di sini di sekolah ini sengaja kami membiasakan engkau untuk selalu menjadi anak mandiri, mandiri melakukan hal-hal sendiri tanpa bantuan orang dewasa. bukan berarti bunda-bunda disni tega kepadamu..tapi kami hanya ingin membentukmu menjadi anak yang tangguh, tidak cengeng, tidak bergantung dengan orang lain. semoga ketika engkau dewasa kelak engkau bisa berdiri tegak di kaki sendiri.
Anakku di sekolah engkau juga kami latih untuk bertanggung jawab membereskan mainan, bertanggung jawab merapikan bekal, bertanggung jawab saat melakukan kesalahan. semoga usaha kecil kami ini masuk di dalam otak bawah sadarmu dan kau bawa saat engkau dewasa. saat nanti kau sudah menjadi pegawai atau pejabat atau apapun kau nanti menjadi apa kau selalu menjadi orang yang gantle mempertanggung jawabkan semua apa yang kau sudah lakukan dan putuskan. Kau tidak menjadi orang pengecut yang sembunyi dibalik silat lidah atau menjadikan orang lain kambing hitam. Anakku...20 tahun ke depan engkau yang memimpin negri ini, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab menggantikan orang-orang pendahulumu yang tidak memiliki keberanian mengakui kesalahan dan sibuk mencari kambing hitam dan membelokkan fakta. engkau harapan kami anakku...jadikanlah negeri ini bermartabat tidak ragu kehilangan jabatan demi negeri ini seperti negara-negara timur lainnya.
Anakku...janganlah engkau risih ketika kami sering mengingatkan kau selalu membuang sampah pada tempatnya. harapan kami kau menjadi umat yang mencintai lingkungan yang tidak dimiliki pendahulu-pendahulumu biasa dan membudaya membuang sampah di sembarang tempat. namun ketika banjir dan bencana menyapa mereka menuntut menuntut kepada pemimpin. semua itu tidak akan berubah anakku...jika engkau tidak merubah dengan aksimu untuk membuang sampah pada tempatnya...kau adalah agen-agen kecil kami untuk merubah masyarakat yang peduli pada lingkungan dan malu ketika dia tidak membuang sampah pada tempatnya.
Anakku....jujur nak jujur...jagalah kata-katamu katakan kebenaran meski itu pahit dengan santun dan diplomatis. kau tau nak sekarang saat kau masih duduk di PAUD ketidakjujuran meraja lela, korupsi kecil sampai korupsi besar membudaya di depan mata. ketidakjujuran pun biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang semestinya menjadi mesin pencetak kejujuran. tidak anakku tidak..demi nama baik lembaga apapun itu rela anakku rela membohongi hati nurani, membohongi jutaan manusia demi lancarnya tujuan dan nama baik lembaga tanpa menyadari bahwa tujuan pendidikan yang utama adalah membentuk manusia yang berakhlaq mulia salah satunya adalah kejujuran. tak heran anakku para pejabat, pegawai swasta maupun negeri penjual maupun pembeli menjadi orang yang tidak jujur demi kepentingan pribadi dan harga diri. anakku...sudahlah biarlah orang-orang pendahulumu melakukan dosa besar dengan menjadi orang yang tidak jujur, tidak amanah dan berkhianat terhadap bangsa dan agama. engkau nak..nanti yang akan menguasai negri ini ubahlah nak....jadikan bangsa ini bangsa yang jujur, amanah dan benar. semua bermula darimu nak...dari yang paling sederhana lakukan setiap hari nak...hingga menjadi pribadimu yang kelak engkau bawa saat memimpin bangsa ini. buatlah peraturan dan sistem yang tidak menimbulkan kecurangan dan pelanggaran..peraturan diciptakan bukan untuk dilanggar tapi untuk ditaati..itu butuh pemikiran yang cerdas dan jernih anakku....
Anakku....masih ingatkah kau saat pelajaran pilar sering disampaikan oleh bunda-bundamu...nak...jadilah anak toleran, bertemanlah dengan siapa saja tanpa melihat ras, jenis kelamin dan agama. Biarlah temannu yang berbeda denganmu melakukan sesuai dengan keyakinan mereka, janganlah engkau mengolok dan janganlah engkau mengganggu saat temanmu melakukan ibadah apapun agama temannu anakku...dan sebaliknya anakku engkaupun berhak tidak diganggu saat beribadah oleh temanmu apapun itu agamanya.....jagalah ucapanmu dan perbuatanmu anakku...jangan sampai terpecah belah negri ini anakku hanya karena ketidak hati-hatian dan sikap intoleran darimu maupun dari orang lain. jagalah kebinekaan ini anakku biarpun engkau menjadi masyarakat yang mayoritas jangan engkau remehkan yang minoritas dan sebaliknya anakku masyarakat minoritaspun tidak berhak meremehkan yang mayoritas jaga sikap dan ucapan anakku....pada intinya hanya itu....
Anakku....kami pun selalu memberikan motivasi kau untuk selalu berbuat adil dengan siapapun, janganlah menyusahkan orang lain dan janganlah meminta lebih dari pada temanmu, janganlah meminta untuk mengistimewakanmu karena dimata kami kalian semua adalah istimewa tidak ada yang lebih dan kurang. apapun statusmu anakku...biar pun kau anak pejabat maupun penjual kawat, biarpun kau anak petani maupun anak mentri di mata kami sama anakku,,,jangan berharap kami mengistimewakanmu....tujuan kami satu anakku memberi tauladan inilah keadilan anakku...keadilan itu mutlak nak....tidak ada yang istimewa untuk keadilan, tidak lunak pada orang yang beruang dan keras pada orang yang lemah....anakku miris anaku... bangsa yang bunda hadapi saat ini terang benderang di depan mata tanpa malunya keadilan dipermainkan. bahkan harga dirinya dijatuhkan serendah-rendahnya demi uang dan kekuasaan. yang benar bisa menjadi salah dan yang salah bisa menjadi benar tinggal permintaan pemesan. Anakku keadilan itu bukan membela yang mayoritas dan menindas yang minoritas dan bukan pula melindungi minoritas dan mengacuhkan yang mayoritas adil itu proporsional anakku.......sama di mata hukum dan memberikan sesuai kadar kebutuhan.
Anakku....selalu kami ingatkan jadilah cinta kedamaian....damai nak...damai...damai bukan berarti ngalah, damai bukan berati diam saat hak kita terampas..itu bukan damai nak..itu dzalim namanya.... damai itu bagaimana arifnya engkau menyelesaikan masalah tanpa anarki, tanpa kekerasan..damai itu tidak membuat keresahan masyarakat. damai itu menjaga kesatuan dan persatuan umat..damai itu tidak memecah belah..damai itu tidak memprovokasi....pandai-pandailah nak menyaring informasi agar kau terhindar dari keanarkisan....cintailah kedamaian nak...demi persatuan dan kesatuan bangsa...
Anakku.....belajarlah disini untuk menghargai orang lain nak.....serap masukkan dalam alam bawah sadarmu bahwa menghargai orang lain itu harga mutlak. negri ini krisis penghargaan pada orang lain. saling srobot dan sikut demi kepentingan pribadi. susahnya nak...membuat masyarakat ini sadar untuk antri..padahal antri itu contoh kecil untuk bisa menghargai orang lain...kita punya hak, orang lain pun punya hak...jangan langgar hak orang lain demi keuntungan pribadi nak.... belajarlah untuk tertib antri, tertib mengikuti aturan agar tidak ada orang lain yang terampas haknya....biarlah nak--biarlah orang-orang pendahulumu tidak memiliki tenggang rasa seperti manusia pada zaman jahiliyah...siapa yang berkuasa dialah yang menentukan segalanya tanpa perduli dengan hak-hak orang lain. janganlah seperti itu nak...hidup ini beragam, hidup ini tentang ketenangan dan ketentraman bukan saling menyerang dan memangsa hanya demi kata "Aku yang paling berkuasa dan tidak tertandingi" itu semua keangkuhan nak....
Anakku...bundamu ini produk dari olahan yang tidak benar, dari kecil selalu dihembuskan sentimen-sentimen golongan...tidak anakku tidak....di sini kami tidak akan mengajarimu membenci golongan satu dengan golongan lain, merasa paling benar dan dijamin masuk surga. di sini kami  ajarkan kau bahwa islam adalah agama rahmatallil alamiin...perbedaan itu rahmat...persatuan umat islam itu niscaya anakku...bertahun-tahun menjadi korban devide at empera yang dihenbuskan oleh para penjajah susah untuk kembali ke wadah yang sama, karena guru-guru, ustadz-ustadz, kyai-kyai sibuk mencari perbedaan yang tidak pasti dan mengklaim menjadi golongan yang paling benar. ayo nak...kita cari persamaan saudara-saudara kita, banyak persamaan mendasar nak sebenarnya tapi terkaburkan oleh keangkuhan dan keegoisan. biarlah nak.... itu masa lalu mu nanti...engkau yang menjadi pemimpin nantinya, engkau yang menajdi khalifah nantinya...satukan umat ini nak....tujuan kita sama Allah SWT. jangan kabur mana yang benar dan salah....sudah ada panduannya nak..Al-qur'anul Karim...tanda-tanda orang yang sesat dan orang-orang yang beriman..rangkulah nak saudaramu seiman...banyak pahala yang kau  akan dapatkan nak....akan aku ajarkan nak...fanatisme keagamaan bukan fanatisme golongan..biar benar arah kehidupanmu kelak nak....karena ketidak fanatikan terhadap agama bisa mengaburkan pemikiran dan tindakanmu nak...yang akan merugikanmu di dunia dan akhirat....
Anakku...semoga engkau termasuk generasi yang dijanjikan oleh Allah sebagai generasi terakhir yang terbaik di zaman dunia ini. semoga engkau kuat menghadapi fitnah-fitnah akhir zaman dan fitnah dajjal anakku...biarlah bunda yang mengalami generasi pemerintahan yang dzalim dan diktator cukuplah akhir hidup bunda di jaman ini dengan tetap membawa keimanan dan keislaman..doa bunda yang terakhir semoga engkau termasuk tentara-tentara almahdi yang diselamatkan oleh Allah...begitu berat anakku masa-masa yang akan engkau lalui perbanyak doa dan amal kepada Allah....

Rabu, 30 November 2016

KRAMAT TAPI GAK KRAMUT, USAHA MAKSIMAL GAJINYA MINIMAL

Semboyan mister Mahmud Ketua HIMPAUDI Provinsi Jawa Timur, Guru PAUD itu barang kramat tapi tidak kramut. Guru PAUD Gajinya Minimalis tapi usahanya Maksimalis. Nampaknya semboyan itu bukan isapan jempol belaka. apalagi bagi kami pendidik PAUD di pelosok desa.

Kramat, ya jelas kramat hampir semua sepakat dari berbagai kalangan dari pejabat sampai penjual kawat, dari profesor sampai sampai penjual kolor. Bahwa pendidik PAUD adalah tonggak awal pendidikan seseorang. Dua puluh tahun ke depan bangsa Indonesia ditentukan oleh Pendidikan Anak Usia Dini yang tentunya tak lepas dari founding fathernya Pendidik Anak Usia Dini. 

Gak Kramut, eh kata siapa? yang ngramut bunda-bunda pendidik PAUD ya para suami bunda-bunda PAUD sendiri... hehe ups lupa Allah SWT ya jelas ngramut paling utama bunda-bunda pendidik PAUD. tapi..gimana dengan pemerintah yang begitu berharap pendidikan PAUD yang berkualitas? apakah sudah benar-benar memikirkan nasib bunda-bunda pendidik PAUD. kesenjangan yang berlarut-larut pendidik PAUD formal dan NOn Formal bagaikan benang blundeti kok susah banget diuraikan. Tugas kita sama-sama mendidik anak usia dini bahkan yang menjadi pondasi awal, 50% perkembangan otak manusia ditentukan pada usia 0-2 tahun jika bunda PAUD ini tidak hati-hati tuntutannya dunia wal akhiroh. Kewajiban kita sama-sama menyusun perencanaan dan penilaian yang menuntut ketelitian dan waktu ekstra untuk mendapatkan keontetikan penilaian perkembangan anak. Bunda PAUD Non Formal tak jarang pulang di atas jam 12.00 wib karena menyelesaikan penilaian perkembangan anak.

Tapi mengapa kita dibedakan??protes...sadar dong kualifikasi pendidik PAUD Non Formal masih banyak yang S3 (SD, SMP, SMA), lalu bagaimana dong dengan yang sudah S1 PAUD? apa tidak ada solusi untuk bisa menyeimbangkan kualifikasi pendidikan, secara pendidik PAUD mau kuliyah pakek biaya apa? Kuliyah PAUD itu mahal...boleh-boleh kok kalau kuliahnya digratisin..gak perlu repot alasan kualifikasinya masih rendah. Nggak ada anggarannya brow...emang anggaran negara cuma buat pendidik PAUD? yah...bolehlah dengan diklat berjenjang bisa memback up kesenjangan itu...Baru-baru ini aja kita bisa disebut guru itu aja sudah jingkrak-jingkrak tu pendidik PAUD gara-gara disebutnya sama GURU. Baru sebutan GURU belum sama hak-haknya dengan guru-guru formal. 

Bagaimana dengan wali murid? setali tiga uang dengan pemerintah alias PHODO.. sekolah PAUD ngabisin anggaran rumah tangga.... masih kecil sekolahnya bayar lah wong yang ESDE aja gratis..diajarin apa wong bicara aja belum lancar...kemenyek guru-guru PAUD itu? ehm...menohok, mencemes dan menampar banget....ngelos dodo padahal bayar 15.000 perbulan aja....setara dengan bayaran matun sekesuk. bicaranya seperti ndoro yang kasih gaji 1jt 500 perbulan... 

Kramat dan Maksimalis benar guru-guru PAUD itu...ngelos dodo ben lapang...Lapang bener guru PAUD, apa yang dikatakan "Walah..seng penting gelem sekolah anake wes syukur...wes apik...." orang desa itu belum sadar betapa pentingnya pendidikan anak usia dini, tidak usah ambil gaji dari uang SPP kebutuhan PAUD itu terus tidak terlihat. Kalau jelas dibelikan Buku Lembar Kegiatan kelihatan barangnya wali murid ya seneng karena anaknya dibelikan buku di ajari baca, tulis dan hitung. 

Guru PAUD wajib meninggalkan CALISTUNG, itu menghancurkan karakter anak.....GLODAK... setiap hari cari bahan untuk membuat kegiatan yang menyenangkan dan menarik bagi anak...lem, kertas, cat air, tepung, minyak, pewarna, bahan-bahan lain untuk cooking....semua butuh uang, tiada yang gratis..toko pun tak mau tau yang beli itu GURU PAUD orang KRAMAT ya tetep disuruh bayar...orang tua protes sekolah PAUD bayare mahal diajak main terus......tanpa melihat nilai-nilai rupiyah yang dikeluarkan oleh guru PAUD untuk menyiapkan bahan permainan. Demi meminimalkan anggaran agar Kocek dari kantong suami tidak terogoh dalam, Guru PAUD rela blusuan di tengah sawah, kebun, kali demi mencari bahan mainan. rela juga jadi pemulung sampah-sampah bekas.

Bapak Presiden, Pemerintah, Profesor, tukang jual tahu, penjual keramik, penjual pecel, tukang bangunan, petani, scurity semua yang jadi wali murid PAUD...coba tengok kami barang sebentar...permintaan kami tidak muluk-muluk karena kami pasti sudah dijamin sama Yang Maha Pemberi Rizki, Yang Maha Melindungi dan Yang Maha Mensejahterakan...Jangan cemooh kami, sepelekan kami biar keikhlasan kami tetap terjaga. biar keikhlasan kami tidak sia-sia karena ketidak enakan hati dari perilaku dan ucapan yang kalian layangkan. 

karena orang Kramat itu membawa Berkat dan Juga bisa jadi kualat......kami Guru PAUD akan tetap Maksimalis walaupun gaji kami Minimalis.....HIMPAUDI JAYA.....


AGEN OF CHANGE

Melihat kalimat Agen Of Change teringat jaman kuliiahku dulu, sangat indah dan ideal kalimat itu. Perubahan itu niscaya dan hal yang tidak berubah itu adalah perubahan itu sendiri. eh..terdengar hebat.
Namun menjadi Agen perubahan itu tidak mudah, tidak semudah orang-orang penguasa mencopot dan mengembalikan posisi jabatan. kenyataan tak seindah harapan itu yang sering membuat hati ini kecewa. hemm terkadang kita harus menurunkan great kita. orang semacam saya mau merubah dunia muluk-muluk banget.
Sering kali berhadapan dengan masyarakat yang nyaman dengan kondisi bergelut dengan tanah setiap hari, mengumpulkan sedikit demi sedikit pundi-pundi dari hasil pertanian yang semakin tak menentu hasilnya. mungkin bumi sudah capek atau sudah over load karena kandungan mineral terkuras habis dengan bahan kimia karena keserakahan petani-petani. bisa jadi juga alam yang sudah tidak ramah karena penghubinya pun sudah tidar ramah bahkan hati nurani hilang karena keegoisan, mungkin dahulu masa kecilnya terampas jadi belum berkembang optimal masa egosentrisnya.
Merubah pola pikir masyarakat untuk memberikan hak kepada anak-anaknya melalui pendidikan yang bertanggung jawab merubah karakter bangsa ini yang semakin tak jelas karakternya. penipuan-penipuan publik dan buaian-buaian kenikmatan dunia yang disajikan apik lewat televisi dan media sosial lainnya menjadikan panjang daftar pekerjaan rumah tangga seorang agen perubahan.
seorang agen sering menjadi korban atas perubahan yang diusungnya, dikucilkan, dihujat, disepelekan, diacuhkan bahkan ditendang dan dihancurkan sampai tidak bersisa. ya...itu lah yang harus dibayar oleh seorang agen demi perubahan bangsa yang lebih bermartabat dan mempunyai karakter pancasila.

Senin, 07 November 2016

RA-KBIT AL-HIKMAH: MENJAGA KELEKATAN WALAU BUNDA SIBUK

RA-KBIT AL-HIKMAH: MENJAGA KELEKATAN WALAU BUNDA SIBUK: Era yang semakin maju, ibu-ibu rumah tangga juga tidak mau kalah dengan bapak-bapak rumah tangga. Segala kemampuan yang dimiliki oleh ora...

MENJAGA KELEKATAN WALAU BUNDA SIBUK


Era yang semakin maju, ibu-ibu rumah tangga juga tidak mau kalah dengan bapak-bapak rumah tangga. Segala kemampuan yang dimiliki oleh orang laki-laki dimiliki oleh perempuan sampai-sampai apapun yang seharusnya dikerjakan oleh laki-laki dilakukan pula oleh perempuan.

Hasil gambar untuk gambar ibu dan anak
Inilah yang menjadi penyebab banyaknya bunda-bunda masa kini sama-sama eksisnya dengan Yanda-yanda. Lalu bagaimana dengan anak-anak kita?
Disinilah kita akan bahas. Pernah saya mengikuti pelatihan tentang pentingnya kelekatan orang tua dengan anak. karena dengan kelekatan ini akan membentengi anak-anak kita dari pergaulan, perbuatan yang menyimpang. Kelekatan bunda dan anak sangatlah penting karena manusia itu yang dicari adalah ketenangan jiwa dan kebutuhan akan cinta. Apabila cinta dan ketenangan sudah terpenuhi di dalam rumah anak tidak akan mencarinya di luar. 
Perilaku-perilaku menyimpang yang di alami anak-anak muda jaman sekarang. Kecanduan Game, Narkotik, seks dan penyimpangan seks, apabila dicari benang merahnya kembalinya ada pada kelekatan dengan orang tuanya. Anak-anak yang berprilaku menyimpang adalah rata-rata anak yang kurang perhatian dari orang tuanya. Bisa jadi juga ibunda nya selalu di rumah tapi tidak ada kelekatan diantara mereka, adanya hanya kemarahan, tuntutan yang tinggi dari orang tua sehingga anak stres dan lari ke hal-hal yang negatif.
Lalu bagaimana dengan bunda-bunda yang memiliki jam terbang tinggi bisa menjaga kelekatan dengan anak-anaknya?bukankah kelekatan itu butuh waktu bersama anak-anak sedangkan terkadang bunda-bunda saat ini terutama bunda PAUD, yang super power apa pun dikerjakan demi bangsa. tuntunan sekolah, pemerintah bahkan desa karena banyak juga bunda PAUD itu menjadi perangkat desa yang pekerjaannya tidak pernah kelar. paling-paling ketemu dengan anak hanya saat habis maghrib. ini mungkin bisa membantu bunda-bunda yang memiliki masalah yang sama
Pertama, Gunakan waktu yang berkualitas, untuk menjaga kelekatan dengan anak tidak perlu banyak waktu kita menjaganya sepanjang hari. toh percuma saja ketika kita seharian bersama anak tapi kita sibuk dengan diri kita masing-masing. anak sibuk dengan tivinya, bapak dan ibu dengan Hpnya. bagaimana membuat waktu berkualitas dengan anak kita? gunakan saat kita bersama anak kita hadirkan diri kita dan jiwa kita sepenuhnya untuk anak-anak kita. ajak cerita, bercanda, mendampingi belajar, nonton dll. lepaskan gadget-gadget yang sudah kita pegang seharian, lupakan pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk apabila kita bersama anak-anak kita. Kerjaannya nggak kelar dong? kerjaan saat anak-anak sudah tidur.
Kedua, Dengarlah dengan penuh perhatian ketika anak-anak cerita,  latihlah sejak dini anak untuk bercerita tentang pengalamannya sehari tadi. jadilah teman ceritanya. jadikanlah anak-anak kita kalau belum cerita ke kita hatinya tidak tenang. wah bisa dianggap anak mama dong? nggak dewasa... lebih baik dibilang anak mama daripada dibilang anak tetangga, ya kan? maksudnya kalau anak-anak kita tidak berani cerita dengan kita, kalau ceritanya dengan orang lain? ya kalau benar informasi atau solusi yang diberikan? kalau salah bunda sendiri yang rugi.
ketiga, Jangan lupa setidaknya setiap hari kita terapkan CUP (cium, Usap, Peluk) karena dengan pelukan hormon-hormon cinta akan mengalir ke otak anak dan bunda sehingga ketegangan-ketegangan dalam otak akan meregang. menghilangkan stres anak.
keempat, Jadikan ucapan kita sebagai rujukan anak-anak kita. jika anak-anak itu sudah menjadikan kita rujukan berarti anak itu sangat percaya kepada kita. jadi setiap kali anak kita mendapatkan informasi apapun selalau ditanyakan kepada kita, sehingga kita bisa memfilter segala informasi yang diperoleh oleh anak.  
Kelima, Untuk bunda yang kerjanya adalah pengabdian kepada agama dan Negara. Pasrahkan kepada Allah dan memohon dijaga anak-anak kita. Karena Allah adalah sebaik-baik penjaga. yakinilah Intansurullah Yansurkum "barang siapa yang menolong Allah, Allah akan menolongmu"
Jadi jangan berkecil hati, bunda-bunda PAUD yang menjaga dan menolong generasi bangsa insya Allah putra-putranya akan dijaga dan ditolong oleh Allah...AAMIIN

Jumat, 04 November 2016

DILEMA PEJUANG REVOLUSI MENTAL

Begitu berat amanah pendidik, terutama pendidik Anak Usia Dini. Hampir seluruh orang penting di Negara ini, Negara 20 Tahun ke depan ada di tangan pendidik PAUD. Berbagai krisis yang melanda bangsa ini mulai krisis pritual, krisis mental, krisis sosial dan krisis karakter, adalah Pe-er besar pendidik PAUD untuk memotong lingkaran setan mental-mental yang tidak bertanggung jawab.

Begitu beratnya amanah pendidik, dituntut untuk memperbaiki mental, spiritual, sosial dan moral anak bangsa. Namun berbagai sisi meneror anak-anak didik kami, media yang tidak bertanggung jawab, lingkungan yang tidak bertanggung jawab, orang tua yang tidak bertanggung jawab bahkan pemerintah yang tidak bertanggung jawab. Pendidik satu-satunya perisai yang bersusah payah melindungi dan menjaga kefitrahan anak-anak didik kami.

Begitu beratnya amanah pendidik, dengan kondisi ekonomi yang cukup, cukup untuk makan satu hari, cukup untuk membuat media dari bahan bekas, cukup untuk tidur di alas tikar dan cukup memberikan makan putra-putranya dengan satu butir telur atau tiga iris tempe. Dituntut untuk memberikan jiwa dan raga bahkan harta demi kualitas pendidikan yang bisa menumbuhkan rasa spiritual yang benar, kepekaan sosial, kesantunan moral dan mental positif.

Begitu beratnya amanah pendidik, niat baik pemerintah memberikan bantuan operasional pendidikan PAUD dengan juknisnya yang berbahasa langit yang hanya bisa diterapkan oleh penduduk langit. Pendidik dituntut membuat anggaran sesuai kebutuhan, namun kebutuhan tidak tercantum dalam juknis. lalu harus bagaimana? revolusi mental tetap berjalan bung... begitu pahit perjuangan ini RKAS tidak sesuai dengan sasaran. Bertindak benar menjadi salah, bertindak salah menjadi benar. kebingungan para pengelola untuk membuat laporan, apakah sesuai dengan RKAS ataukah sesuai dengan kebutuhan sekolah yang tidak tercantum di anggaran.

Begitu beratnya amanah pendidik, salah di mata hukum ketika benar-benar diterapkan sesuai dengan yang benar-benar dibutuhkan lembaga. wahai penggagas jargon Revolusi Mental, jangan rusak mental kami dengan aturanmu yang menjebak kami ke dalam ketidak jujuran. Ingat 20 tahun nasib bangsa kita ada ditangan kami. Apa lah maknanya kami gembar-gembor mengajarkan kepada anak-anak didik kami dengan kejujuran, tanggung jawab dan ketakutan kepada Tuhan, Namun aturan-aturanmu merusak mental kami. Jangan salahkah kami, jangan hukum kami dengan mengebiri dana yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kami. Tapi tiliklah juknis yang kalian berikan apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan penduduk bumi.

Begitu beratnya amanah pendidik, mengajari kedamaian dan toleransi antar suku, agama dan ras. Namun di atas sana penguasa mengajari anak-anak kami menginjak-injak agama lain. mengambigukan kebenaran, membingungkan mana yang benar dan mana yang salah. Bagaimana kami harus menjaga anak-anak kami yang fitrah itu dengan teladan-teladan penguasa yang bermoral antagonis.

Begitu beratnya amanah pendidik, mengajari anak-anak kami dengan amar ma'ruf nahi munkar. Namun di atas sana penguasa mengajari anak-anak kami mengalah..mengalah kepada kedzaliman dengan dalil-dalil yang melegalisasi kepentingan mereka, yang tidak seharusnya muncul dari mulut negarawan. apakah yang ingin mereka teladankan kepada anak-anak kami untuk menggadaikan agama dan negara kami demi kepentingan sendiri?

Coba jawab, apakah kami mampu memutus lingkaran setan keterpurukan bangsa ini dengan dukungan teladan-teladan yang penggagas Revolusi Mental itu begitu berlawanan. Ataukah memang revolusi mental ini hanya jargon yang menutupi dirinya seperti serigala berbulu domba yang akan melemahkan generasi penerus bangsa ini?

Kamis, 03 November 2016

SALAH SOALNYA ATAU SALAH JAWABNYA?

Seperti biasa, saat ada waktu luang seoptimal mungkin saya manfaatkan untuk menemani main si adek falah. sore tadi saya bermain ke rumah bude nemani adek falah bermain. Biasalah kalau lagi ngumpul ada aja yang jadi bahasan. Cerita budeku bikin aku tergelitik untuk menuliskannya di blog.
"Dika itu pinter sekali zid, tadi malam itu ada Pe-Er dari gurunya, dia belajar sama ibue..lah ibue bacakan soale.."NO 1. Setelah lahir siapakah orang yang merawatmu? pilihannya A. Tetangga, B. Ibu C. Nenek ayo mana yang bener dik?" eh Dika jawabnya Bener "Jawabannya C bu..Nenek" kekekeke Bude yang notabene neneknya dika tertawa terlihat giginya yang merah habis pakek nginang.
Lo kenapa jawabnya C dik? tanyaku "yo iyo bu zida, bener leh jawabanku..yang merawatku kan nenek" jawabnya ringan.
Saya membayangkan gimana perasaan ibunya saat anaknya jawabnya seperti itu, dan saya juga tidak tanya apakah jawabannya benar di mata gurunya. tapi dimata anak kelas dua SD itu benar-benar jujur dalam hati dan jawabannya adalah benar.
Introspeksi dalam diri, suatu hari nanti apa jawaban anakku saat ada pertanyaan itu muncul.... keuntungan di saya, saya tidak tinggal dengan nenek yang bisa menggeser posisi pertamaku di hatinya. tapi tetep saja saya ketar-ketir pasalnya jarang sekali saya menemani bermain, sering saya titipkan di bude, karena tuntutan tugas, tapi saya tidak bisa jika anak saya kelak menggeser posisi ibunya di nomer yang kesekian.
Biarpun jarang di rumah saya berusaha memberikan yang terbaik dan menjadi posisi yang pertama di hati anak-anak saya..mudah-mudahan usaha saya tidak sia-sia. Alhamdulillah selama ini saat aku datang mereka tetap memelukku dan menunjukkan kebahagiannya bertemu denganku.