Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa sering kita mendengar pemberian Reward dan Panishment. Namun apakah pemberian reward bagi siswa yang melakukan kebaikan atau panishment kepada siswa yang melanggar peraturan ini optimal dan dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas? Mari kita tilik bersama. "Siswa yang mendapatkan rangking satu dia akan selalu termotivasi untuk melakukan yang lebih baik untuk mempertahankan rangking satu tersebut, namun sebaliknya anak-anak yang berada di rangking satu dari bawah tidak ada upaya untuk memperbaiki keadaannya dan hanya pasrah dan tetap saja tidak membuatnya rajin belajar.
Inilah masalah yang terjadi karena reward dan panishment sama-sama mengendalikan anak secara eksternal bukan dari dalam anak itu sendiri. apa saja akibat dari pemberian reward dan panishment kepada siswa berikut diantaranya:
1. Guru memberikan reward kepada siswa yang rajin secara langsung memberikan hukuman kepada siswa lain yang tidak mendapatkan reward.
2. Merusak hubungan, ada kesenjangan antara siswa yang mendapatkan reward dan panishment menimbulkan kelompok-kelompok siswa pintar dan kelompok-kelompok siswa yang kurang
3. Reward dan panishment mengabaikan alasan mengapa hal kebaikan itu harus dilakukan dan alasan mengapa suatu peraturan itu tidak boleh dilanggar
4. Reward dan pNiashment tidak mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi dan menanggung resiko
5. Membunuh minat anak, anak yang sering dihukum akan membunuh minat anak untuk melakukan kebaikan
6. tidak efektif
7. Berlaku hanya dalam jangka pendek.
Suatu contoh riil dalam lingkungan pendidik, upaya pemerintah untuk meningkatkan etos kerja guru-guru dengan memberikan sertifikasi ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil yang diharapkan. kebanyakan pendidik yang mendapatkan tunjangan sertifikasi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik tidak meningkat secara signifikan dan hanya memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikasi. upaya untuk melakukan yang terbaik terbatas hanya syarat minimal agar tunjangan sertifikasi tetap cair. dan bahkan menurun etos kerjanya apabila dana sertifikasi turun terlambat.
manusia itu memiliki keingintahuan alami dan ingin memberikan yang terbaik, seharusnya pendidikan dapat menumbuhkan dan mengembangkan hal tersebut. mengapa harus dimatikan dengan adanya reward dan panishment?
Tanamkan kepada anak didik kita bahwa "Kita ini anak baik, maka kita harus melakukan hal-hal yang baik, bahwa kebahagiaan itu akan datang ketika kita melakukan kebaikan"
Maka seorang pendidik harus memiliki seni dalam memuji anak diantaranya:
1. Penerimaan dan Pengakuan,. tidak ada anak yang paling pintar atau paling bodo, semua anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai guru harus menerima dan mengakui perbedaan potensi yang dimiliki oleh siswa dan berupaya meningkatkan masing-masing potensi yang dimiliki oleh siswa
2. Berikan Pujian yang efektif kepada anak didik, Pujilah sesuai dengan apa yang dilakukannya dan jelas tidak multitafsir. Jika anak sudah melakukan kemandirian pujilah dengan kata mandiri bukan dengan kata pintar
3. Pujilah ketika anak kita melakukan kebaikan, tangkaplah kebaikan-kebaikan anak jangan fokus pada keburukan anak.
Inilah masalah yang terjadi karena reward dan panishment sama-sama mengendalikan anak secara eksternal bukan dari dalam anak itu sendiri. apa saja akibat dari pemberian reward dan panishment kepada siswa berikut diantaranya:
1. Guru memberikan reward kepada siswa yang rajin secara langsung memberikan hukuman kepada siswa lain yang tidak mendapatkan reward.
2. Merusak hubungan, ada kesenjangan antara siswa yang mendapatkan reward dan panishment menimbulkan kelompok-kelompok siswa pintar dan kelompok-kelompok siswa yang kurang
3. Reward dan panishment mengabaikan alasan mengapa hal kebaikan itu harus dilakukan dan alasan mengapa suatu peraturan itu tidak boleh dilanggar
4. Reward dan pNiashment tidak mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi dan menanggung resiko
5. Membunuh minat anak, anak yang sering dihukum akan membunuh minat anak untuk melakukan kebaikan
6. tidak efektif
7. Berlaku hanya dalam jangka pendek.
Suatu contoh riil dalam lingkungan pendidik, upaya pemerintah untuk meningkatkan etos kerja guru-guru dengan memberikan sertifikasi ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil yang diharapkan. kebanyakan pendidik yang mendapatkan tunjangan sertifikasi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik tidak meningkat secara signifikan dan hanya memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikasi. upaya untuk melakukan yang terbaik terbatas hanya syarat minimal agar tunjangan sertifikasi tetap cair. dan bahkan menurun etos kerjanya apabila dana sertifikasi turun terlambat.
manusia itu memiliki keingintahuan alami dan ingin memberikan yang terbaik, seharusnya pendidikan dapat menumbuhkan dan mengembangkan hal tersebut. mengapa harus dimatikan dengan adanya reward dan panishment?
Tanamkan kepada anak didik kita bahwa "Kita ini anak baik, maka kita harus melakukan hal-hal yang baik, bahwa kebahagiaan itu akan datang ketika kita melakukan kebaikan"
Maka seorang pendidik harus memiliki seni dalam memuji anak diantaranya:
1. Penerimaan dan Pengakuan,. tidak ada anak yang paling pintar atau paling bodo, semua anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai guru harus menerima dan mengakui perbedaan potensi yang dimiliki oleh siswa dan berupaya meningkatkan masing-masing potensi yang dimiliki oleh siswa
2. Berikan Pujian yang efektif kepada anak didik, Pujilah sesuai dengan apa yang dilakukannya dan jelas tidak multitafsir. Jika anak sudah melakukan kemandirian pujilah dengan kata mandiri bukan dengan kata pintar
3. Pujilah ketika anak kita melakukan kebaikan, tangkaplah kebaikan-kebaikan anak jangan fokus pada keburukan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar